Sudah 1 minggu sejak pengalaman mengajar saya di Kelas
Inspirasi Desa yang diadakan di SD Cikidang 1, Desa CIkidang, Sukabumi, Jawa
Barat tanggal 26-27 Oktober 2014. Merupakan pengalaman yang sangat seru!!!
Sebenarnya pengalaman mengajar sudah beberapa kali saya lakukan yaitu pada saat
kuliah dimana saya membuat kegiatan Kelas Ceria, dimana kami sebagai mahasiswa
teknologi pangan mengajar anak-anak SD di sekitar kampus Kami. Pelajaran yang
kami ajarkan yaitu seputar jajanan sehat dan pentingnya gizi untuk anak
sekolah.
Kembali lagi pada kegiatan kelas inspirasi yang kemarin saya
ikuti, bermula dari ajakan seorang teman saya Tita (teman San-San), yang
mengajak untuk mengajar kelas inspirasi. Kebetulan saat ini saya baru saja
mengajukan resign dan hanya memiliki kegiatan kuliah sehingga saya tidak
terlalu sibuk. Tanpa piker panjang, saya menyambut ajakan Tita untuk ikut kelas
inspirasi Desa untuk sharing profesi saya kepada anak-anak SD.
Ternyata cukup membingungkan yaa karena profesi saya kan
mungkin tidak seterkenal profesi dokter, pilot, polisi seperti cita-cita
mainstream anak-anak hehehe. Oh iya, saya lupa cerita, profesi saya adalah
seorang marketing area supervisor di salah satu perusahaan FMCG Multinational,
jadi saya mau mengajarkan mengenai cara membaca tanggal kadaluarsa pada label
kemasanan makanan dan manfaat minum susu, berhubung ex kantor saya berbasis
susu hahaha, promosi.
Malamnya, setelah ngobrol dengan suami, ternyata dapat
pencerahan, hihihi berubah lagi deh. Saya ingat waktu itu sudah jam 7 malam dan
sudah mulai ngantuk, untuk tinggal ngeprint-ngeprint dan temple-tempel di
kertas karton deh. Jadi idenya adalah saya menjelaskan alur distribusi produk
yang saya jual serta outlet-outlet tempat penjualan produk saya selain itu
kegiatan apa saja yang saya lakukan untuk meningkatkan penjualan, tentunya akan
saya jelaskan dengan bahasa yang mudah dicerna anak-anak sd. Yes…mari tidur….karena
saya harus janjian jam 5 pagi di kampung rambutan dengan teman-teman yang lain.
Part 1.
Tibalah di hari saya akan berangkat menuju ke Sukabumi.
Berhubung saya takut terlambat, pukul 2.30 pagi saya sudah bangun dan siap-siap
berangkat. Pukul 4.30 saya sudah siap berangkat ke kp.rambutan diantar kakak
dan kakak ipar saya. Walopun umur saya sudah 25 tahun dan harap diingat yaa
saya sudah menikah! Namun mereka tetap saja merasa khawatir hahahahaa, kayak
masih SMA aja.
Oke, meeting point di dekat kp.rambutan, nah lo di sebelah
mana coba kan luas. Setelah telepon-telepon panitianya akhirnya saya nyampe
juga di meeting point depan bengkel arah pasar rebo. Dasar jiwanya suka ngaret
kali ya, ternyata banyak yang belum dating. Untung saja Tita, satu-satunya
orang yang saya kenal sudah dating. Siap berangkat ke Bogor jam 06.30 WIB. Ya
ampun tau gitu gak usah pagi-pagi begini datengnya yaaa….hadeuuhh…. yasudah
lanjuutt.
Setiba di Bogor, kami berkumpul kembali Karena beberapa
orang sudah menunggu di Bogor. Sambil menunggu semua berkumpul, kami
berkenalan. Wah seru-seru juga profesinya. Ada yang wartaman gossip, reporter,
penulis, redaktur majalah, apoteker, IT, arsitek, HRD, dan lainnya. Jam 08.30
WIB kami berangkat ke Sukabumi dengan menggunakan mobil L300. Harusnya minum
anti mabuk yak arena jalannya naik turun bukit dan cukup membuat perut
bergejolak. Sebenarnya perjalanan ke Sukabumi tidak terlalu lama yaitu sekitar
2,5-3 jam. Namun karena bulak-balik berhenti maka terasa lumayan jauh dan gak
sampai-sampai.
Pukul 11.00 WIB kami sampai di rumah warga yang dijadikan
tempat menginap. Jadi ruma tinggal dibagi menjadi 2. Rumah pertama terdiri dari
kelompok 3 dan 4 sedangkan kelompok 1,2 dan 5 tinggal di rumah kedua yang
jaraknya sekitar 300m. 1 rumah sekitar 30 orang, jadi kebayang kan dengan 2
kamar mandi gimana besok repotnya kalo mau mandi….zooonnggg.
Mobil L300 yang membawa kami ke Sukabumi
Setelah Istirahat, kami survey ke sekolah tempat kami
mengajar. Untung saja survey dulu jadi kami tahu teknisnya besok akan seperti
apa. Setelah ngobrol dengan kepala sekolah dan salah satu guru lumayan tergabar
juga situasi kelas yang akan saya hadapi besok. Jadi kelas 1-6 rupanya
masing-masing kelas isinya 75 orang. Wow banget kaann!!! Dan saya kebagian
mengajar 5 kelas. Tidaaakkk…mau pingsan aja rasanya. Setelah berunding dengan
teman-teman di satu kelompok akhirnya diputuskan 1 kelas dihandle oleh 2 orang
inpirator. Saya kebagian dengan Rival, yang profesinya sebagai arsitektur. Wish
me luck!
Malamnya kami latihan untuk flashmob bersama anak-anak SD. Saya
juga mempersiapkan peralatan yang akan saya bawa untuk mengajar. Jadi kurang PD
karena teman-teman yang lain lebih well-prepared. Haduh panic! Saya akhirnya
membuat video singkat dengan Windows Movie Maker mengenai profesi saya dan
video mengenai proses produksi coklat. Saya juga membawa kemasan makanan untuk
mengajar labeling dan pengemasan. Saya juga meminta banyak tips2 ice breaking
dan ‘Bang’ untuk opening sebgaai bridging materi. Mba Novi ini adalah seorang
readktur majalah dan sudah beberapa kali mengajar di Kelas Inspirasi. Luar
biasa banget deh, saya mendapat ilmu-ilmu untuk menarik perhatian anak-anak
selama di Kelas. Doakan lancer ajaa yaaa. Jujur nervous banget, takut
dikacangin sama anak-anak kecil itu… hahahaha. Kebayangkan ributnya anak-anak
SD di Jakarta, saya berharap klo besok anak-anaknya lebih mudah diatur.
Part 2
This is the daaayyy…yeaayyy….
Pake acara kesiangan lagi huh. Jadi aja baru bangun jam 4.30
WIB dimana semua orang udah pada mandi dan rapih-rapih. Tinggal saya dan
beberapa teman sekamar yang baru bangun dan beberapa -teman laki-laki yang
masih ngucek-ngucek mata. Untung gak terakhir-terakhir amat yaa ahahaha. Dasar cewe
teteep ajaa dandannya lama. Jadi aja beres terakhir-terakhir jga. Dan gak
sempet sarapan. Heu!
Perjalanan menuju sekolah kami dengan menggunakan angkot. Lumayan
juga jaraknya, buktinya naik angkot aja sekitar 15 menit. Tim fotografer yang
duluan berangkat dengan jalan kaki ternyata kalau jalan sekitar 45 menit. OMG,
kebayang gak gimana anak-anak sd itu berangkat sekolah karena jalanan menuju ke
sekolah mereka jarang ada rumah di kiri-kanan jalannya.
Sampai di sekolah, eh banner kelompok pake acaran kebawa di
angkot. Untung aja abangnya ngebalikin lagi. Kalo enggak pasti garing untuk
closingnya. Jadi banner tersebut akan ditempelin cita-cita anak-anak tersebut. Pasti
seru deh.
Tibalah bagian saya mengajar bersama Rival. Tadinya kami
akan membagi menjadi 2 kelompok, Rival di lapangan, saya di kelas. Setelah
dipikir-pikir kami pasti akan kesulitan menghandle mereka akhirnya kami
bersepakat untuk mengajar bersama.
Siap mengajaarr :)
Nah kan bingung ngapain dlu. Zzzttt… entah dapet energy dari
mana, ketika di depan kelas saya sangat merasa rileks Cuma suka mati gaya aja
mau ngajarin apa lagi karena kami mendapat kelas 1. Mau ngajarin apa cobaaa. Waktu
saya sebutkan pekerjaan saya yang seorang marketeers, mereka bengong. Baiklah kita
lanjut nyanyi-nyanyi aja kali ya dari pada mereka melongo begitu. Untung saya
terbiasa main sama 2 keponakan saya yang ceriwis2, Nadhil-Nadine. Jadi saya
punya lagu andalan yang selalu saya ajarin ke duo N sedari mereka bayi. Lagu ospek
saya jaman kuliah ternyata manjur juga bikin mereka focus ke saya. Dengan tangan
berbentuk bulat yang di angkat di atas kepala fix bikin saya mirip badut,
sambil bergerak ke kiri ke kanan. Hahahaha lucu lah pokonya. Si Rival pun
akhirnya mengikuti gerakannya biar seru. Hahahhaa. Tapi mengajar di kelas 1 butuh
ekstra kesabaran lebih. Baru saya tinggal meleng sebentar aja, sudah ada yang
menangis dong ya ampun bikin panic aja. Ada 1 anak yang dicolok matanya oleh
teman sebangkunya. Huaaa begini amat yaa ngajar kelas 1 SD.
Gerakan Andalan Lagu Water Melon
Saya beralih mengajar ke kelas 2 dengan jurus andalan lagu
water melon. Kali ini gak seheboh di kelas 1 dan saya belum bisa menjelaskan
mengenai pekerjaan saya. Ya ampun tapi
kelas ini lebih miris dari kelas 1 karena jumlah muritnya lebih banyak. Jadi rata-rata
di tiap kelas itu 1 meja 3-4 orang. Miris gak sih. Dan di kelas ini ada kayak
pasir-pasir gitu, bangkunya juga ada yang gak ada sandarannya, jadi kesian liat
anak kecilnya duduk begitu. Sedih. Di kelas ini agak miskom dengan panitia. Jadi
ternyata kelas 2 tidak langsung pulang jam 10 namun hanya istirahat. Untung belum
keburu saya pulangin, gurunya dating ahaaha, si bocah-bocah kelas 2 kecewa gak
jadi pulang cpet. Piss Pak Guru.
Lanjut ke kelas 5 dan 6. Jadinya kebagian ngajar 4 kelas doang
ihihihi. Di kelas 6 dulu nih saya ngajarnya, ganti partner sma April yang
profesinya penulis. Di kelas ini muridnya sudah lebih pintar dan besar-besar. Duduknya
masih tetep rapet-rapet sih. Mereka pintar-pintar loh, waktu saya Tanya mengenai
isi kemasan, mereka bisa menjawab apa saja yang tertera di dalam kemasan
makanan. Di kelas ini saya menjelaskan mengenai apa itu marketing, job
descriptionnya. Saya juga memutarkan video pembuatan coklat. Antusias sekali
sampai naik-naik meja. Ya ampun terharu.
Nonton Video Pembuatan Coklat di Pabrik
Kelas terakhir di kelas 4, di kelas ini hanya 30 menit
karena 30 menit selanjutnya digunakan untuk menulis dan menempel di banner
cita-cita, persiapan untuk closing kelas inspirasi. Macam-macam cita-cita
anak-anak ini. Ada yang bercita-cita jadi guru, pilot, pemain bola, dokter,
tentara. Setelah menempelkan cita-cita mereka kami langsung menggiring ke
lapangan untuk flasmob tarian aku bisa. Mereka mengikuti gerakan kami walaupun
cuaca saat itu cukup membuat kepala pusing. Panass booo!!! Selesai flash mob,
kami bersalam-salaman. Beberapa murid
yang aku ajar langsung cium tangan dong, iih terharu. 1 moment yang paling
bikin terharu, saat saya mengarahkan mereka untuk baris, ada 2 orang anak yang
menghampiri saya untuk cium tangan dan menyampaikan “Ibu Dwi, aku mau ganti
cita-cita aah, jadi marketing kayak Ibu”. Ya ampun terharu banget dengernya. Kirain
mereka gak ngerti apa yang aku sampein waktu di kelas.
Cium Tangan dengan Ibu dan Bapak Guru
Bangun Mimpi untuk Anak Indonesia
Indahnya berbagi pengalaman. Mungkin saya belum bisa
memberika bantuan materi atau hal-hal yang brilian lainnya tapi saya kira,
dengan sharing pengalaman kerja saya membuat mereka memiliki cita-cita dan
menjaga mimpinya. Saya harap mereka tetap memiliki kesempatan bersekolah hingga
kuliah dan mereka bisa mengubah nasib masa depan mereka. Sekecil apapun hal
yang kita lakukan mungkin dapat menjadi manfaat yang besar untuk orang lain. So…jangan
pernah berhenti berbagi. Pengalaman yang sangat berharga untuk saya dan membuat
saya semakin bersyukur atas apa yang pernah saya dapatkan hingga saat ini. Ayo Bangun
Mimpi untuk Anak Indonesia. Kita pasti Bisa!!!
Change Begins With You
Keren.
BalasHapusTetap berkarya buat yang terbaik.