Marketing Mix Concept From Video CEO Forum Estee Lauder and Hearst Magazine

Anggota Kelompok 1

Aang Zen (P056132992.50E)       
Bayu Adi Prasetyo (P056133072.50E) 
Dwi Meilia Fitriyani (P056133112.50E)                 
Muhammad Rifqi Syauqi (P056133202.50E)     
Praditya Hikmah Perwira (P056133242.50E)
Ricky Syahputra (P056133292.50E)                             
Tika Maharani(P056133332.50E)

Konsep 7P dalam Industri Kosmetik (Estee Lauder) dan Majalah (Hearst Magazine)
CEO dari Perusahaam Estee Lauder (William Lauder) dan Perusahaan Hearst Magazine (Cathleen Black) berbagi pengalaman dalam acara CEO Exchange yang diadakan di New York University – Stern School of Business tanggal 27 Februari 2007. Kata inspiratif yang dapat dipelajari dalam CEO Exchange tersebut adalah:
Right Formulation - Right Product”. (William Lauder)
Flexibility in diversity”. (Cathleen Black)
 Strategi pemasaran yang dapat dipelajari dari acara CEO Exchange tersebut terkait konsep 7P (Product, Place, Price, Promotion, Process, Physical Environment, dan People), antara lain:
1.      Product
Estee LauderPerusahaan Estee Lauder didirikan pertama kali tahun 1946 oleh Joseph dan Estee Lauder yang awalnya berpusat pada bisnis parfum sekarang meluas hingga menjadi bisnis kosmetik. Strategi pemasaran dari sisi produk ini dapat dilihat bahwa Estee Lauder dari awal sudah menerapkan strategi differensiasi dan positioning yang jelas untuk setiap produknya. William Lauder sebagai cucu dari Estee Lauder menerapkan strategi product development sehingga dihasilkan berbagai macam produk yang diberikan brand secara individual. Hal ini menjadi salah satu kunci sukses dari Estee Lauder. Estee Lauder menerapkan strategi pemberian nama merek individual yaitu setiap produk diberi nama merek yang berbeda dengan produk lain. Beberapa merk yang berada di bawah Estee Lauder adalah Clinique, Bobby Brown, Mac, Coach, Aramis, Estee Lauder, Michael Kors, Tory Burch, dan lainnya memiliki strategi branding dan positioning yang berbeda untuk meng”grap” pasar yang ada.
Hearst MagazinePerusahaan Hearst Magazine juga menerapkan strategi produk seperti Estee Lauder, yakni memberikan nama merek individual untuk setiap brand majalah mereka sehingga konsumen fokus terhadap brand individual Hearst Magazine bukan brand perusahaannnya. Strategi branding dibangun untuk setiap majalah sesuai dengan segmentasi dan positioning majalah tersebut. Beberapa brand-nya adalah Seventeen yang ditujukan oleh remaja, Marie Claire untuk wanita dewasa, House Beautiful untuk wanita dan hobinya, Good House Keeping untuk para ibu, Esquire untuk wanita dan pria dewasa. Strategi inilah yang dapat menjangkau semua segmen dari pembaca mulai dari remaja, dewasa, hingga orang yang sudah berusia lanjut. Mereka selalu percaya bahwa selalu ada tempat mereka di hati para pembaca.
2.      Place
Estee LauderPada awal peluncuran produk Estee Lauder, pendiri perusahaan sudah memiliki strategi place tersendiri. Pada kurun tahun 1946 - 1948, Ms. Estee Lauder memasarkan produknya tidak di toko kosmetik umum namun beliau memasarkan produknya di pusat keramaian khusus. Dengan cara pemilihan tempat pemasaran seperti ini, kualitas produk Estee Lauder yang sangat baik diharapkan mampu membuat konsumen dapat membedakan produk yang khas dari Estee Lauder dibandingkan dengan produk lain. Perusahaan memutuskan untuk menjual produk-produknya hanya melalui department store kelas atas. Hal itu yang menjadi cikal bakal strategi pemasaran perusahaan, dimana strategi place mulai merambah dengan membuka gerai-gerai yang khusus menjual produk Estee Lauder. Saat ini sudah ada lebih dari 120 negara sebagai tempat memasarkan produknya. Perusahaan juga mulai memasarkan produknya melalui online web pada era digital seperti ini.
Hearst MagazineBerbeda ranah bisnis dengan Estee Lauder, perusahaan Hearst Magazine yang bergerak dibidang media cetak, pada awalnya memasarkan produknya seperti perusahaan media cetak pada umumnya, yakni melalui gerai-gerai majalah media cetak. Lambat laun mengikuti perkembangan zaman, perusahaan ini juga sudah mulai memproduksi majalah mereka dan menjangkau pemasaran produk melalui halaman website dari masing-masing majalah mereka yang paling terkenal seperti, Cosmpolita, Oprah, dan Cosmo Girl. Saat ini sudah hampir di 140 negara produk majalah dari perusahaan ini dipasarkan.
3.      Price
Estee LauderWilliam Lauder membuat strategi harga agar memiliki nilai yang relatif lebih tinggi dibanding dengan produk sejenis yang memiliki harga yang lebih murah. Hal ini karena harga yang diberikan disesuaikan dengan komposisi, kemasan yang berkualitas baik, good service/ pelayanan outlet  yang memiliki pengetahuan atas produk. Perusahaan ingin memahami kebutuhan konsumen dan memberikan prestise kepada pelanggannya. Estee Lauder berusaha mempengaruhi harga yang diberikan, dengan kata lain konsumen tidak hanya membeli sebuah produk, tetapi termasuk prestise dan service.
Hearst MagazineStrategi harga yang dibuat oleh Cathleen Black tidak jauh berbeda, harga disesuaikan dengan kebutuhan para pembaca majalah yang memang ditujukan untuk para wanita dewasa modern dengan menawarkan paket pengetahuan, prestise, dan kualitas bahan majalah yang baik dalam satu harga.
4.      Promotion
Estee LauderWilliam Lauder fokus ke pengembangan pasar di luar negeri dan pengguna baru (remaja dan wanita muda), juga menggunakan media website seperti www.gloss.com untuk mempromosikan dan menjual secara langsung produk- produknya kepada konsumen. William juga tetap melakukan promosi lewat standalone dan majalah-majalah (print dan digital). Dalam memasarkan dan melakukan promosinya, Estee Lauder juga harus culturally sensitive, karena di setiap tempat memiliki budaya yang berbeda, misalnya di Asia, lilin putih bisa diartikan sebagai simbol mengenang orang yang telah meninggal sedangkan di tempat lain bisa diasosiasikan sebagai panjang umur.
Hearst MagazineCathleen Black meletakkan pondasi bagi promosinya dengan apa yang dinamakan membangun kredibilitas bagi setiap majalahnya. Dengan cara ini perusahaan tetap fokus kepada pembaca setianya sekaligus memberikan tempat bagi pemasang iklan (termasuk Estee Lauder) untuk mengandalkan majalahnya sebagai tempat memasang iklan. Cathleen Black juga tetap terbuka untuk melakukan aktifitas promosi via internet dengan memasarkan majalah-majalah nya via content digital.
5.      Process 
Estee LauderKonsep process dalam pemasaran oleh Estee Lauder yakni melakukan inovasi produk menjadi lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Selain itu memberikan solusi yang praktis bagi pelanggan dalam pencarian produk yang diinginkan serta formulasi yang cocok dengan permintaannya.
Hearst MagazineSementara pemasaran Hearts Magazine, proses yang dijalankan agar konsumen semakin mengenal majalah-majalah produksi Hearts dengan memasang iklan melalui media elektronik. Media yang sudah digunakan adalah televisi dan radio. Seiring dengan perkembangan teknologi, metode pemasaran juga meluas menjadi berbasis website. Strategi yang digunakan secara efektif adalah dengan mendengarkan keinginan/ aspirasu pelanggan Hearts Magazine.
6.      Physical EnvironmentEstee LauderKonsep physical environment dalam pemasaran oleh Estee Lauder yakni dengan memberikan kesempatan untuk semua orang yang berbakat dan ruang untuk beberapa pejabat yang mampu memimpin untuk membuat lingkungan yang dapat memberikan stimulan bagi pekerjanya.
Hearst MagazinePerusahaan menggunakan berbagai sarana untuk memproduksi majalah baik dalam bentuk hardcopy maupun digital agar para pembacanya dapat menikmati dan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara utuh. Perangkat seperti kamera, mesin cetak, hingga infrastruktur penunjang dalam memasarkan produknya di aplikasi jual beli online harus dipersiapkan oleh perusahaan dalam melayani kebutuhan pelanggannya.7.      People
Estee LauderKeberhasilan William Lauder untuk meningkatkan penjualan adalah dengan membuat klinik kecantikan dengan meluncurkan lini kosmetik yang dibantu oleh ahli kecantikan yaitu  Pete Born walau pada awalnya saham merosot sampai 30% namun perusahaan kembali bangkit.
Hearst MagazineMenurut Cathleen Black dia bisa merasakan kondisi seperti sekarang dikarenakan beberapa bagian keberuntungan, sebagian waktu, sebagian berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, dan menghubungkan dengan audiens-nya, apakah itu pembaca , karyawan atau pengiklan diantaranya :
·         Ceci Rodgers yang mempunyai peran penting dalam membuatan iklan diluar majalah ke dunia lain.
·         17 wanita muda yang dijadikan panutan dalam episode majalah.
·         Jonathan Halus
sebagai media kolumnis yang memasukan majalah dalam media elektronik.

Komentar